Hello, thanks for visiting our blog, sorry if this is kinda messy blog or notreallygood blog, but, we're already try our best! -- xe

Jumat, 29 Oktober 2010

Gambar Sumpah Pemuda ' ku




Tawuran Pelajar Terjadi Lagi, Bukti Rusaknya Pendidikan Negeri Ini !

Ratrio Ardana (15), siswa SMK Bhakti Duta Mas, Jakarta Barat, tewas terkena bacokan pelajar sekolah lain saat hendak pulang ke rumahnya di Jalan Jelambar Utara II/83 RT 04/08, Wijayakusuma, Jakbar, Rabu (12/12) malam. Kembali terjadinya tawuran yang brutal ini menunjukkan pendidikan di negeri ini lemah. ini semakin menambah daftar kebobrokan generasi muda kita.

Peristiwa tawuran pelajar itu seperti diberitakan kantor berita antara terjadi di kawasan Jalan Pangeran Tubagus Angke, Jakarta Barat. Sementara itu, lima tersangka berhasil ditangkap oleh jajaran Polsek Metro Tanjung Duren delapan jam setelah kejadian, yakni, MS (17), AGW (17), US (16), ADP (15), dan AS (15).

Korban meninggal dalam perjalanan saat akan dibawa ke Rumah Sakit (RS) Atmajaya, Jakarta Utara, setelah mengalami luka parah di bagian paha dan lutut kiri. Sementara itu, polisi berhasil mengumpulkan barang bukti berupa dua lempengan besi sepanjang satu meter, sabut kepala besi, dan satu klewang.

Tersangka AGW, mengatakan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 18.00, Rabu (12/12), saat dirinya bersama 15 rekan-rekan lainnya pulang sekolah kemudian melintasi Jalan Pangeran Tubagus Angke.

Di tengah perjalanan, dirinya yang mengaku siswa SMK 56, Pluit, Jakut itu bertemu dengan siswa SMK Bhakti Duta Mas kemudian saling ejek hingga terjadi tawuran.

"Korban sempat menyelamatkan diri dengan lari, tapi tertinggal dari rombongan teman-temannya yang telah berlarian lebih dahulu," katanya.

Pelajar Brutal, Di Mana Pendidikan Kita?


Kebrutalan para pelajar ini tentu saja sangat memilukan. Semestinya mereka menjadi generasi harapan negeri, namun malah menjadi generasi yang brutal. Lalu di mana pendidikan saat ini?

Wajar ini terjadi, ketika pendidikan yang diterapkan adalah sekularisme, memisahkan agama dari kehidupan. Sehingga pelajar bisa dengan mudah berbuat apa saja tanpa ada bimbingan ajaran agama.

Berbeda dengan sistem pendidikan Islam yang bertujuan untuk membentuk kepribadian Islam dari para siswa didiknya. Sampai kapan, kebrutalan remaja ini terjadi? Kepedulian kita untuk segera menghentikannya dengan menerapkan sistem pendidikan agama.


Sumber : http://syabab.com

Tawuran Pelajar Terus Terjadi, Salah Siapa?

Baru sehari yang lalu bangsa ini memperingati momen bersejarah Sumpah Pemuda. Namun nilai sejarah multi dimensi itu seolah dilecehkan begitu saja oleh sebagian pemuda dari kalangan pelajar di Kota Padang. Bukannya belajar, mereka justru berkelahi antar sesama. Entah apa yang ada dalam benak mereka, yang jelas selama ini tidak pernah ada yang namanya perkelahian alias tawuran dalam kurikulum pendidikan di republik ini.

Akibat tawuran yang dipicu dendam itu sekitar 15 siswa dari tiga SLTA di Kota Padang ‘digelandang’ ke Mapoltabes Padang. Tawuran itu berlangsung di di Jalan Sudirman dan berlanjut ke kawasan GOR H. Agus Salim. Mereka juga melempari bus kota dilempari. Bahkan, dari tangan generasi muda harapan bangsa itu juga ditemukan sebilah pisau, sejumlah batu bata dan 10 ikat pinggang yang dijadikan pelajar itu senjata untuk menghabisi lawan layaknya pendekar.

Tawurana itu tidak hanya menimbulkan korban di kalangan pelajar, namun masyarakat awam yang tidak tahu apa-apa dan tentu tidak mau ikut campur dengan keberingasan para pelajar itu justru ikut menjadi korban. Setidaknya, seorang penumpang bus kota berjenis kelamin perempuan terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka-luka terkena serpihan kaca bus kota.

Sedemikian beringas dan ganasnyakah generasi muda kota ini? Padahal tiga hari lalu mereka sama-sama menggelar upacara memperingati Sumpah Pemuda. Kemana hilangnya spirit Sumpah Pemuda itu? Dan seandainya saja kita kaji lebih lanjut, negeri ini abru saja dihantam bencana dahsyat gempa bumi yang menewaskan ribuan orang. Masihkan para pelajar itu menambah korban tewas akibat ulah beringas mereka?

Kalau mengkaji siapa yang salah dengan adanya fenomena tawuran antar pelajar, yang pertama kali tak bisa disalahkan adalah kurikulum, karena dalam kurikulum pendidikan nasional itu sendiri tidak ada mata pelajaran jadi ‘pendekar’ dadakan. Lalu kenapa tawuran antar pelajar itu terus saja terjadi, bahkan bisa dikatakan rutin terjadi setiap tahun?

Inilah pertanyaan yang harus dijawab sekaligus dicarikan solusinya oleh semua elemen masyarakat kota ini. Mulai dari kepala daerah, pihak dinas pendidikan, pihaks ekolah dan majelis guru, serta tentu saja orangtua/wali murid. Sudah sejauh manakah pengawasan yang diberikan oleh pihak-pihak terkait?

Umumnya tawuran terjadi saat pelajar pulang sekolah. Oleh karena itu, ada baiknya pada jam-jam pulang siswa ada aparat keamanan pada titik-titik yang rawan terjadinya pertemuan antar pelajar. Aparat keamanan tentu sudah punya gambaran dalam hal ini. Namun tak jarang pula tawuran terjadi pada jam-jam sekolah. Artinya para pelaku adalah para pelajar yang bolos. Maka, dalam hal ini berarti terjadi karena kurangnya pengawasan dari pihak sekolah. Beranjak dari hal ini, pihak sekolah harus meningkatkan pengawasan dan disiplinnya terhadap siswa. Siswa yang bolos haruys diberi ganjaran yang memberikan efek jera. 

Sebaliknya, pihak dinas pendidikan nasional juga harus berani memberikan tindakan dan sanksi tegas kepada sekolah yang pelajarnya terlibat tawuran. Sanksi itu bisa berupa pencopotan terhadap kepala sekolah tanpa pandang bulu atau sanksi tegas lainnya.
Namun, terlepas dari hal itu, yang paling penting dilakukan adalah upaya preventif. Artinya tidak bertindak setelah kejadian namun bertindak agar kejadian tawuran itu tidak terjadi.

Untuk itu, perlu dicari akar persoalannya. Apalagi, pada umumnya yang terlibat tawuran adalah sekolah yang itu-itu juga. Hal ini dikarenakan dendam lama yang diturunkan dari generasi ke generasi.

Maka, dalam hal ini, pihak Pemko Padang harus berinisiatif mempertemukan sekolah-sekolah yang termasuk dalam daftar hitam pelaku tawuran. Pertemukan mereka, cari akar permasalahannya dan selesaikan secara bijak. Hal ini lebih efektif daripada sekedar menindak para pelajar begitu perisiwa tawuran itu telah terjadi.


Tawuran Coreng Makna Peringatan Sumpah Pemuda

Liputan6.com, Makassar: Baru kemarin Sumpah Pemuda diperingati, para pemuda yang juga pelajar di berbagai daerah justru terlibat tawuran. Tak hanya pelajar Sekolah Menengah Atas, tapi juga mahasiswa, seperti yang terjadi di Universitas Negri Makassar, Makassar, Sulawesi Selatan.

Bermula dari saling ejek dan akhirnya saling lempar batu maupun kayu. Saat mahasiswa Fakultas Teknik UNM tawuran dengan mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra, Kamis (29/10) sore, sempat terdengar letusan senjata api rakitan. Polisi tak bisa masuk kampus karena gerbang fakultas ditutup mahasiswa. 

Tak jelas siapa yang memulai. Namun diduga bentrok dipicu dendam mahasiswa fakultas teknik karena spanduk penyambutan mahasiswa baru di fakultas mereka dibakar akhir Agustus silam. Ironis, calon intelektual yang dipersiapkan menjadi pendidik ternyata memilih kekerasan untuk menuntaskan masalah mereka. 

Tak hanya di Makassar, tawuran juga dilakukan pelajar Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan di Padang, Sumatera Barat. Tak hanya batu dan kayu, ada pula yang membawa senjata tajam. Tawuran tak berlangsung lama, karena polisi segera datang dan menangkap sejumlah pelajar. Namun lemparan batu mereka memecahkan kaca sebuah angkot dan mencederai penumpangnya. 

Selain itu pelajar di Manado, Sulawesi Utara, SMA 1 dan SMK Getsemani Manado juga nyaris bentrok akibat dendam salah satu pihak. Tawuran bisa dicegah karena polisi segera datang dan melerai. Meski tawuran belum terjadi, sebanyak tujuh pelajar sempat dibawa ke markas polisi Manado untuk diperiksa.


Sumber : http://berita.liputan6.com/politik

Hilangnya Makna Sumpah Pemuda

PADA 28 Oktober 1928 pemuda di Indonesia bersumpah satu jiwa, satu bahasa, bertumpah darah satu Indonesia. Ketika ikrar itu terucap, tak ada lagi kata perbedaan, tak ada lagi sifat dan sikap kedaerahan, kesukuan karena semua melebur menjadi satu yakni Indonesia.

Tiap 28 Oktober bangsa Indonesia memperingatinya sebagai hari bersejarah, tonggak di mana perjuangan pemuda Indonesia dengan persatuannya bersatu untuk memerdekakan diri dari belenggu penjajah.

Perubahan demi perubahan terjadi pada bangsa ini setelah Sumpah Pemuda 1928. Para pemuda berjuang dengan berbagai cara membuang sikap kesukuan dan kedaerahan dengan satu harapan, yakni kemerdekaan Indonesia secara fisik dari penjajah. 

Sangat disayangkan, peringatan sumpah pemuda tiap 28 Oktober terasa sia - sia dan hampa makna. Perjuangan pemuda Indonesia seperti berkurang dengan sikap doyan hura - hura para pemudanya.

Hanya sebagian kecil pemuda yang memikirkan nasib bangsanya. Pemuda dari kalangan mahasiswa dan pelajar berubah sangar dengan berbagai aksi demo anarkistis karena ketidakpuasan terhadap pemerintahan. Tawuran pelajar hanya karena masalah kecil.

Dapat dimaklumi, semua itu karena hilangnya rasa cinta Indonesia di jiwa dan hati pemuda Indonesia. Hanya sedikit yang mampu mendalami dan memaknai cinta kepada Indonesia. Yang lainnya tergerus perubahan akibat pengaruh globalisasi dan mabuk dalam lingkaran kesenangan pribadi. 

Sungguh disayangkan, pergerakan pemuda yang berpikir demi kepentingan bangsa lebih sedikit daripada pergerakan pemuda yang suka hura - hura, ngumpul di jalan untuk kesenangan, nongkrong dan mabuk dengan pergaulan bebas.

Pemuda Indonesia adalah penerus kepemimpinan bangsa ini menuju perubahan. Apa jadinya jika pemuda kita bersikap acuh terhadap nasib bangsanya. Bersikap masa bodoh terhadap bangsanya sendiri merupakan titik awal dari kehancuran bangsa dan negara ini. 

Sudah saatnya kita kembali di era sumpah pemuda dan menyingkirkan sikap mementingkan kepentingan pribadi. Tak ada gunanya mementingkan hawa nafsu pribadi untuk berhura - hura, karena hanya akan membuat kita terlena. Jangan sampai pemuda Indonesia hanya mudah berteori tanpa praktik yang jelas. 

Satukan diri dengan semangat sumpah pemuda adalah ujung tombak untuk memajukan bangsa ini. Gelora pemuda sebagai agen perubahan harus diimplementasikan dengan baik dan sesuai dengan kode etik pemuda bangsa ini. 

Belajar dengan giat, memberikan sikap kritis dan memberi solusi dan bersatu melindungi harkat dan martabat bangsa serta bersatu memperjuangkan nasib kaum tertindas, termarginalkan dan kaum yang tidak mendapatkan ketidakadilan. Semua untuk Indonesia yang lebih baik menuju cita - cita bangsa yang mulia yakni kemakmuran dan kesejateraan rakyat. 

Mari kita bersama - sama membuang ego pribadi dan menyatukan hati demi bangsa dan negara ini. Jangan sampai peringatan tiap 28 Oktober hanya menjadi sebuah acara seremonial belaka. Hanya diikrarkan tanpa sebuah praktek yang jelas dalam kehidupan nyata.

Jangan sampai kita kembali di era kebodohan pada masa lalu. Jangan sampai terlena dengan perkembangan global, lupa akan nasib bangsa. Jangan pikirkan apa yang engkau dapatkan dari bangsamu, tapi pikirkan apa yang dapat kau beri untuk bangsamu. 



Sumber : http://banjarmasinpost.co.id/read/artikel/2010/10/28/61092/hilangnya-makna-sumpah-pemuda

Tawuran Pelajar Bersenjata Tajam di Hari Sumpah Pemuda

Sejumlah tawuran antar remaja mewarnai peringatan Hari Sumpah Pemuda  28 Oktober. Ironisnya, para remaja nekat membawa senjata tajam, berupa samurai, golok, gir sepeda motor, saat tawuran dengan lawan.
Dua kelompok pelajar SMP tawuran di Jalan Jembatan Besi Raya, Tambora, Jakarta Barat, Kamis (28/10). Mereka saling melempar batu dan menyerang dengan senjata tajam. Mereka seolah tak takut meskipun kondisi lalu lintas tengah ramai kendaraan.
Polisi dari Polsek Tanjung Duren tiba di lokasi beberapa saat kemudian. Aksi brutal dua kelompok remaja tanggung itupun dilerai dan dibubarkan.
Sementara itu, aksi serupa juga dilakukan dua kelompok pelajar sma di kawasan Jembatan Lima, Jakarta Barat. Kedua kelompok itu pun menggunakan senjata tajam.
Petugas dari Dinas Perhubungan dan Satuan Polisi Pamong Praja Kecamatan Tambora membubarkan aksi itu. Namun, petugas hanya mengamankan seorang pelajar untuk dibina.


Sumber : metrotvnews.com

Hari Sumpah Pemuda, Bangun Karakter Pemuda

KabarIndonesia - Peringatan Hari Sumpah Pemuda Ke-82 tahun 2010 di Provinsi Jambi diselenggarakan di Lapangan Kantor Gubernur Jambi (Kamis, 28/10) berlangsung dengan khidmat. Bertindak selaku Inspektur Upacara dalam peringatan ini Gubernur Jambi Drs. H. Hasan Basri Agus, MM (HBA). 

Pada kesempatan ini Gubernur menyerahkan bibit tanaman secara simbolis kepada para pemuda pencinta alam Provinsi Jambi. Di hadapan sejumlah wartawan usai memimpin upacara, Gubernur Jambi mengharapkan agar ke depan seluruh pemuda dapat bersatu padu dan bersinerji untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

“Jangan sampai kita bercerai-berai, berbeda pendapat dalam proses demokrasi itu wajar-wajar saja. Oleh sebab itu, saya menghimbau kepada generasi muda, mari bersatu padu membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia ini,” ungkap Gubernur Jambi. 

Orang nomor satu di Provinsi Jambi ini juga menyampaikan harapannya agar pemuda dapat mempersiapkan diri untuk menyambut kepemimpinan bangsa dan negara Indonesia ke depan dengan memperdalam ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperkuat potensi masing-masing. 

Sementara itu, Menteri Negara Pemuda Dan Olahraga Dr. Andi A. Mallarangeng dalam sambutan tertulis yang disampaikan Gubernur Jambi mengatakan, pemuda Indonesia dengan kepribadian Indonesia yang tertanam dalam jiwanya akan mampu berpengaruh besar dalam menentukan arah dan langkah bangsa ketika menghadapi persoalan-persoalan kini dan di masa depan.

“Untuk itu, pemuda Indonesia harus terus-menerus mempersiapkan diri, baik secara individu maupun bersama-sama untuk memupuk, memelihara dan memperkokoh kepribadian Indonesia,” ungkap Menteri Negara Pemuda dan Olahraga. 

Ditambahkannya, peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-28 ini adalah milik Pemuda Indonesia dan berisikan dua rangkaian kegiatan besar, yaitu Bulan Bakti Pemuda Indonesia dan Pekan Peringatan Hari Sumpah Pemuda. Kedua rangkaian ini memberikan ruang yang luas bagi pemuda Indonesia untuk menunjukkan sekaligus melatih kepedulian serta semangat mereka akan ke-Indonesiaan. 

“Mari kita laksanakan rangkaian peringatan ini dengan penuh kesungguhan agar harapan untuk membangun generasi penerus bangsa ini dapat tercapai dengan baik,” himbau Menteri Negara Pemuda Dan Olahraga. 

Adapun tema Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-82 tahun 2010 ini adalah: “Bangun Karakter Pemuda demi Bangsa Indonesia yang Maju dan Bermartabat”. Turut hadir dalam upacara ini Wakil Gubernur Jambi H. Fachrori Umar, MHum, Ketua DPRD beserta para unsur Muspida Provinsi Jambi, para Kepala SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi, para pengurus KNPI Provinsi Jambi serta para peserta upacara.


Sumber : http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=26&jd=Hari+Sumpah+Pemuda,+Bangun+Karakter+Pemuda&dn=20101029102032

Penyelenggaraan Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-82, tanggal 28 Oktober tahun 2010 di KJRI Karachi


Pada hari Kamis, tanggal 28 Oktober 2010, bertempat di KJRI Karachi telah diselenggarakan Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-82 tahun 2010. Upacara berlangsung dengan lancar dan khidmat yang dipimpin oleh Konjen RI dan diikuti oleh seluruh Home Staff, Lokal Staf, ibu-ibu Dharmawanita Persatuan KJRI Karachi dan perwakilan mahasiswa/pelajar Indonesia di Karachi.

Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 82 Tahun 2010 di KJRI Karachi diselenggarakan sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-82 tahun 2010 dari Kementrian Olah Raga dengan tema dan tekad “Bangun Karakter Pemuda Demi Bangsa Indonesia Yang Maju dan Bermartabat”. Sesuai dengan Pedoman dimaksud, KJRI Karachi telah membentuk Panitia melalui SK Konjen RI dengan menyertakan unsur mahasiswa.

Selain melaksanakan Upacara, KJRI Karachi juga akan menyelenggarakan dialog dengan mahasiswa/pelajar Indonesia pada hari Jumat  tanggal 29 Oktober 2010, pukul 10.00 -12.00 waktu setempat dan akan dilanjutkan dengan shalat Jum’at berjamaah di Mushalla KJRI Karachi yang baru saja dibangun. 

Disamping itu juga, akan diselenggarakan kegiatan olah raga bersama pada hari Sabtu, tanggal 30 Oktober 2010 dengan melibatkan seluruh staf dan masyarakat Indonesia, termasuk para mahasiswa/pelajar Indonesia yang ada di Karachi. 


Sumber : http://www.deplu.go.id/Pages/Embassies.aspx?IDP=3313&l=id

Memperingati Hari Sumpah Pemuda Ke-82

Melalui Hari Sumpah Pemuda kita dapat mengenang kembali tekad pemuda Indonesia saat itu yang mengirakan komitmen persatuan dan kesatuan bangsa yaitu SATU TANAH AIR-Tanah Air Indonesia, SATU BANGSA-Bangsa Indonesia dan menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia. Sumpah Pemuda merupakan momentum yang telah membangun komitmen kolektif bangsa untuk bersatu dan mengembangkan jiwa nasionalisme ditengah-tengah hegemoni penjajah.

Berkitan dengan hal tersebut, pada Kamis, 28 Oktober 2010, para pejabat beserta pegawai Kementerian Riset dan Teknologi (KRT) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengikuti upacara bendera dalam memperingati hari Sumpah Pemuda Ke-82,  di Lapangan Upacara Lt. 3 Gedung  II BPPT, Jl. MH. Thamrin No. 8, Jakarta Pusat. Upacara ini berlangsung dari Pukul 08.00 – 08.30 WIB. pada kesempatan ini bertindak sebagai Inspektur Upacara adalah Kepala BPPT, Marzan A. Iskandar.

Dalam pidatonya, Kepala BPPT, Marzan A Iskandar menyampaikan, tema Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-82 tahun ini adalah “Bangun Karakter Pemuda Demi Bangsa Indonesia Yang Maju dan Bermartabat” mengandung pesan bahwa langkah menuju Indonesia yang maju dan bermartabat sangat bergantung pada karakter pemuda yang kokoh di atas semangat persatuan dan kesatuan Indonesia. Karakter yang kokoh ini bercirikan semangat patriotik, jiwa nasionalis, jati diri yang mengakar, wawasan luas, kecerdasan yang mencerahkan, kepedulian yang merekatkan, serta keteguhan untuk bersatu yang semuanya dinaungi oleh nilai-nilai Pancasila dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Pemuda Indonesia dengan kepribadian Indonesia yang tertanam dalam jiwanya akan mampu berpengaruh besar dalam menentukan arah dan langkah bangsa ketika menghadapi persoalan-persoalan kini dan di masa depan. Untuk itu,  pemuda Indonesia harus terus-menerus mempersiapkan diri, baik secara individu maupun bersama-sama, untuk memupuk, memelihara, dan memperkokoh kepribadian Indonesia”, Ujar Marzan A Iskndar.

Lebih lanjut, Marzan A. Iskandar mengatakan, peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-82 ini adalah milik pemuda Indonesia dan berisikan dua rangkaian kegiatan besar, yaitu Bulan Bakti Pemuda Indonesia dan Pekan Peringatan Hari Sumpah Pemuda. Kedua rangkaian ini memberikan ruang yang luas bagi pemuda Indonesia untuk menunjukkan sekaligus melatih kepedulian serta semangat mereka akan ke-Indonesia-an. Mari kita laksanakan rangkaian peringatan ini dengan penuh kesungguhan agar harapan untuk membangun generasi penerus bangsa Indonesia ini dapat tercapai dengan baik. (md/humasristek)

Peringati Sumpah Pemuda di Dunia Maya

foto


TEMPO Interaktif, Jakarta - Indonesia Optimis kembali menggagas peringatan hari Sumpah Pemuda melalui dunia maya. 

Tak seperti peringatan hari Kemerdekaan pada 17 Agustus lalu yang dilaksanakan dengan upacara bendera, organisasi yang dipelopori sekelompok anak muda ini berusaha membangkitkan semangat optimisme generasi muda dan kelompok untuk menyuarakan persoalan yang terjadi di sekitarnya. 

Peringatan Sumpah Pemuda yang dinamai Kongres Digital 2010 ini berlangsung di website www.indonesiaoptimis.org, situs mikroblogging Twitter dengan timeline @id_optimis dan akun facebook Indonesia Optimis serta fanpage facebook: Id Optimis.

Selain menyuarakan persoalan di sekitarnya, peserta Kongres Digital 2010 juga diajak mengemukakan solusi pribadi dan nyata serta dapat dilaksanakan, setidaknya bagi diri mereka sendiri. Nah, solusi pribadi inilah yang akan menjadi tantangan bagi peserta untuk melaksanakan sumpahnya. 

Bagi sepuluh peserta yang 'mengucapkan' sumpah yang nyata, sederhana dan dilaksanakan akan mendapatkan sebuah kaos bersablon sumpah mereka. 

Sejumlah peserta Kongres Digital sudah mulai mengobarkan semangat dan mengucapkan sumpah mereka. Salah satunya @liastefanie, "Bangkit dan bersatulah pemuda-pemudi Indonesia, lakukan sesuatu yang positif." Adapun @enzaulia bersumpah akan menjaga kebudayaan Indonesia agar tidak dimaling oleh negara tetangga.



Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/it/2010/10/28/brk,20101028-287774,id.html

Pidato Sumpah Pemuda Bung Karno


Inilah pidato Bung Karno di Semarang 29 Juli 1956 yang spektakuler itu. Semoga bisa jadi penggugah semangat.


“Saudara-saudara,
Djuga sadja pernah tjeritakan dinegara-negara Barat itu hal artinja manusia, hal artinja massa, massa.

Bahwa dunia ini dihidupi oleh manusia. Bahwa manusia didunia ini, Saudara-saudara, “basically” – pada dasar dan hakekatnja – adalah sama; tidak beda satu sama lain. Dan oleh karena itu manusia inilah jang harus diperhatikan. Bahwa massa inilah achirnja penentu sedjarah, “The Makers of History”.  Bahwa massa inilah jang tak boleh diabaikan ~ dan bukan sadja massa jang hidup di Amerika, atau Canada, atau Italia, atau Djerman, atau Swiss, tetapi massa diseluruh dunia.
Sebagai tadi saja katakan: Bahwa “World Prosperity”, “World Emancipation”, “World Peace”, jaitu kekajaan, kesedjahteraan haruslah kekajaan dunia : bahwa emansipasi adalah harus emansipasi dunia; bahwa persaudaraan haruslah persaudaraan dunia ; bahwa perdamaian haruslah perdamaian dunia ; bahwa damai adalah harus perdamaian dunia, berdasarkan atas kekuatan massa ini.
Itu saja gambarkan, saja gambarkan dengan seterang-terangnja. Saja datang di Amerika,- terutama sekali di Amerika – Djerman dan lain-lain dengan membawa rombongan. Rombongan inipun selalu saja katakan : Lihat, lihat , lihat, lihat!! Aku jang diberi kewadjiban dan tugas untuk begini : Lihat, lihat, lihat!! – Aku membuat pidato-pidato, aku membuat press-interview, aku memberi penerangan-penerangan; aku jang berbuat, “Ini lho, ini lho Indonesia, ini lho Asia, ini lho Afrika!!”
Saudara-saudara dan rombongan : Buka mata, Buka mata! Buka otak! Buka telinga!
Perhatikan, perhatikan keadaan! Perhatikan keadaan dan sedapat mungkin tjarilah peladjaran dari pada hal hal ini semuanja, agar supaja saudara saudara dapat mempergunakan itu dalam pekerdjaan raksasa kita membangun Negara dan Tanah Air.

Apa jang mereka perhatikan, Saudara-saudara? Jang mereka harus perhatikan, bahwa di negara-negara itu – terutama sekali di Amerika Serikat – apa jang saja katakan tempoh hari disini ” Hollandsdenken ” tidak ada.
“Hollands denken” itu apa? Saja bertanja kepada seorang Amerika. Apa “Hollands denken” artinja, berpikir secara Belanda itu apa? Djawabnja tepat Saudara-saudara “That is thinking penny-wise, proud, and foolish”, katanja.
“Thinking penny-wise, proud and foolish”. Amerika, orang Amerika berkata ini, “Thinking penny-wise” artinja Hitung……..satu sen……..satu sen……..lha ini nanti bisa djadi dua senapa `ndak?…….. satu sen……..satu sen……… “Thinking penny-wise”………”Proud” : congkak, congkak, “Foolish” : bodoh.
Oleh karena akhirnja merugikan dia punja diri sendirilah, kita itu, Saudara-saudara, 350 tahun dicekoki dengan “Hollands denken” itu. Saudara-saudara, kita 350 tahun ikut-ikut, lantas mendjadi orang jang berpikir “penny-wise, proud and foolish”.
Jang tidak mempunjai “imagination”, tidak mempunjai konsepsi-konsepsi besar, tidak mempunjai keberanian – Padahal jang kita lihat di negara-negara lain itu, Saudara-saudara, bangsa bangsa jang mempunjai “imagination”, mempunjai fantasi-fantasi besar: mempunjai keberanian ; mempunjai kesediaan menghadapi risiko ; mempunjai dinamika.



George Washington Monument misalnja, tugu nasional Washington di Washington, Saudara-saudara : Masja Allah!!! Itu bukan bikinan tahun ini ; dibikin sudah abad jang lalu, Saudara-saudara. Tingginja! Besarnja! Saja kagum arsiteknja jang mempunjai “imagination” itu, Saudara-saudara.
Bangsa jang tidak mempunjai : imagination” tidak bisa membikin Washington Monument. Bangsa jang tidak mempunjai “imagination”………ja, bikin tugu, ja “rongdepo”, Saudara-saudara. Tugu “rong depo” katanja sudah tinggi, sudah hebat.
“Pennj-wise” tidak ada, Saudara-saudara. Mereka mengerti bahwa kita – atau mereka – djikalau ingin mendjadi satu bangsa jang besar, ingin mendjadi bangsa jang mempunjai kehendak untuk bekerdja, perlu pula mempunjai “imagination”,: “imagination” hebat, Saudara-saudara.
Perlu djembatan? Ja, bikin djembatan……tetapi djangan djembatan jang selalu tiap tiap sepuluh meter dengan tjagak, Saudara-saudara, Ja , umpamanja kita di sungai Musi…….Tiga hari jang lalu saja ini ditempatnja itu lho Gubernur Sumatera Selatan – Pak Winarno di Palembang – Pak Winarno, hampir hampir saja kata dengan sombong, menundjukkan kepada saja “ini lho Pak! Djembatan ini sedang dibikin, djembatan jang melintasi Sungai Musi” – Saja diam sadja -”Sungai Ogan” – Saja diam sadja, sebab saja hitung-hitung tjagaknja itu. Lha wong bikin djembatan di Sungai Ogan sadja kok tjagak-tjagakan !!

Kalau bangsa dengan “imagination” zonder tjagak, Saudara-saudara !!

Tapi sini beton, tapi situ beton !! Satu djembatan, asal kapal besar bisa berlalu dibawah djembatan itu !! Dan saja melihat di San Fransisco misalnja, djembatan jang demikian itu ; djembatan jang pandjangnja empat kilometer, Saudara-saudara ; jang hanja beberapa tjagak sadja.
Satu djembatan jang tinggi dari permukaan air hingga limapuluhmeter; jang kapal jang terbesar bisa berlajar dibawah djembatan itu. Saja melihat di Annapolis, Saudara-saudara, satu djembatan jang lima kilometer lebih pandjangnja, “imagination”, “imagination” “imagination”!!! Tjiptaan besar!!!

Jembatan raksasa Golden Gate di San Francisco,
sudah berdiri sejak tahun 1937
Kita jang dahulu bisa mentjiptakan tjandi-tjandi besar seperti Borobudur, dan Prambanan, terbuat dari batu jang sampai sekarang belum hancur ; kita telah mendjadi satu bangsa jang kecil djiwanja, Saudara-saudara!! Satu bangsa jang sedang ditjandra-tjengkalakan didalam tjandra-tjengkala djatuhnja Madjapahit, sirna ilang kertaning bumi!! Kertaning bumi hilang, sudah sirna sama sekali. Mendjadi satu bangsa jang kecil, satu bangsa tugu “rong depa”.



Saja tidak berkata berkata bahwa Grand Canyon tidak tjantik. Tapi saja berkata : Tiga danau di Flores lebih tjantik daripada Grand Canyon. Kita ini, Saudara-saudara, bahan tjukup : bahan ketjantikan, bahan kekajaan. Bahan kekajaan sebagai tadi saja katakan : “We have only scratched the surface ” – Kita baru `nggaruk diatasnja sadja.
Kekajaan alamnja, Masja Allah subhanallahu wa ta’ala, kekajaan alam. Saja ditanja : Ada besi ditanah-air Tuan? – Ada, sudah ketemu :belum digali. Ja, benar! Arang-batu ada, Nikel ada, Mangan ada, Uranium ada. Percajalah perkataan Pak Presiden. Kita mempunjai Uranium pula.
Kita kaja, kaja, kaja-raja, Saudara-saudara : Berdasarkan atas “imagination”, djiwa besar, lepaskan kita ini dari hal itu, Saudara-saudara.
Gali ! Bekerdja! Gali! Bekerdja! Dan kita adalah satu tanah air jang paling cantik di dunia.

Sejarah Sumpah Pemuda

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. Sehingga menghasilkan Sumpah Pemuda.
Rapat Pertama, Gedung Katholieke Jongenlingen Bond
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. Dalam sambutannya, Soegondo berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Jamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.
Rapat Kedua, Gedung Oost-Java Bioscoop
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, sependapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Rapat Ketiga, Gedung Indonesisch Huis Kramat
Pada sesi berikutnya, Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia” karya Wage Rudolf Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia, berbunyi :
PERTAMA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE,
TANAH INDONESIA.
KEDOEA
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA.
KETIGA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN,
BAHASA INDONESIA

Sumpah Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928

Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, saat itu para Pemuda Indonesia berani untuk bersumpah satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa. Padahal saat itu kondisi pemuda Indonesia masih merupakan pemuda yang terjajah. Pemuda Indonesia berani bersumpah untuk mimpi-mimpinya.

Tanggal 28 Oktober 2009 kita bangsa Indonesia akan memperingati hari Sumpah Pemuda ke 81. Sumpah Pemuda merupakan suatu moment pada zaman pergerakan yang mengikatkan bangsa ini menjadi suatu bangsa yang satu bernama Indonesia. Berbangsa yang satu, berbahasa yang satu, dan bertanah air yang satu, Indonesia.

Sumpah PemudaDalam peringatan ini sebagai pemuda dan pemudi Indonesia, penerus cita-cita mulia para pahlawan, harusnya kita merasakan makna dari sumpah pemdua ini.

Memaknai apa tujuan para pahlawan-pahlawan pemuda pada saat itu, sehingga dengan sumpah pemuda kita dapat melakukan suatu hal yang berguna bagi bangsa dan negara.

Pemuda pemudi Indonesia saat ini yang dapat kita lihat sendiri, mereka kurang memaknai hari sumpah pemuda ini.

Melewatkan hari ini seperti biasa, tidak memberikan kesan spesial di hati mereka. Apalagi dengan adanya westernisasi yang menghinggapi para pemuda pemudi Indonesia. Mereka menjadikan "Barat" sebagai kiblat. Dengan begitu rasa nasionalisme yang mereka rasakan pun menjadi semakin terkikis dengan semakin derasnya globalisasi, westernisasi, dan modernisasi.

Mereka seakan tidak peduli lagi dengan permasalahan bangsa, mementingkan kesenangan mereka sendiri. Semangat berjuang yang loyo karena terfasilitasi akses yang mudah.

Oleh karena itu, dalam peringatan sumpah pemuda kali ini maka marilah kita semua menumbuhkan semangat untuk bangkit membangun Indonesia, menyatukan jiwa ke Indonesiaan kita untuk membangun bangsa Indonesia menjadi lebih baik.

Perjuangan yang bukan lagi mengandalkan fisik saja seperti zaman pra kemerdekaan akan tetapi otak dan keahlian juga bisa menjadikan alat perjuangan.


Dahsyat! Mungkin kata itulah yang tepat untuk para pemuda dari berbagai suku di Indonesia yang pada tanggal 28 Oktober 1928 bersumpah. Mereka sangat menyadari Indonesia mempunya keberagaman suku bahasa dan budaya Indonesia yang terbentang dari Pulau We sampai Papua.
Indonesia mempunyai potensi yang hebat untuk menjadi bangsa yang besar. Indonesia mestinya bisa menyamai negara-negara besar karena Indonesia mempunyai kekayaan alam yang melimpah-limpah. 81 tahun yang lalu para pemuda indonesia bertekad untuk menyatukan keberagaman yang dimiliki indonesia itu dalam sumpah pemuda.
Untuk memperingati hari sumpah pemuda, tahun ini komunitas detikcom ( detikers) mengadakan program serentak di semua kanal properti komuniti detkcom : blogdetik, detikforum, tanyasaja. Tujuannya untuk mengobarkan semangat seluruh detikers untuk lebih mempererat persatuan dan kesatuan Indonesia.
Adapun programnya adalah sebagai berikut :
BLOGDETIK :
Sumpah Pemuda
Pada tanggal 28 Oktober 2009, blogdetik mengajak secara serentak buat para blogger khususnya blogger blogdetik untuk posting serempak di blognya masing-masing, dalam bentuk posting teks sumpah pemuda dan diakhiri dengan tulisan dan saya sebagai pemuda Indonesia berjanji akan …………. (diteruskan sesuai pikiran masing2 blogger). Klik Banner Indonesia Satoe diatas untuk yang berminat ikut meramaikan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2009 bersama blogdetik.

Sumber : http://blogger-pesta.blogspot.com/2009/10/sumpah-pemuda-indonesia-28-oktober-1928.html 

SOEMPAH PEMOEDA

Teks Soempah Pemoeda dibacakan pada waktu Kongres Pemoeda yang diadakan di
Waltervreden (sekarang Jakarta) pada tanggal 27 - 28 Oktober 1928 1928.
Panitia Kongres Pemoeda terdiri dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta :
  1. Abdul Muthalib Sangadji
  2. Purnama Wulan
  3. Abdul Rachman
  4. Raden Soeharto
  5. Abu Hanifah
  6. Raden Soekamso
  7. Adnan Kapau Gani
  8. Ramelan
  9. Amir (Dienaren van Indie)
  10. Saerun (Keng Po)
  11. Anta Permana
  12. Sahardjo
  13. Anwari
  14. Sarbini
  15. Arnold Manonutu
  16. Sarmidi Mangunsarkoro
  17. Assaat
  18. Sartono
  19. Bahder Djohan
  20. S.M. Kartosoewirjo
  21. Dali
  22. Setiawan
  23. Darsa
  24. Sigit (Indonesische Studieclub)
  25. Dien Pantouw
  26. Siti Sundari
  27. Djuanda
  28. Sjahpuddin Latif
  29. Dr.Pijper
  30. Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken)
  31. Emma Puradiredja
  32. Soejono Djoenoed Poeponegoro
  33. Halim
  34. R.M. Djoko Marsaid
  35. Hamami
  36. Soekamto
  37. Jo Tumbuhan
  38. Soekmono
  39. Joesoepadi
  40. Soekowati (Volksraad)
  41. Jos Masdani
  42. Soemanang
  43. Kadir
  44. Soemarto
  45. Karto Menggolo
  46. Soenario (PAPI & INPO)
  47. Kasman Singodimedjo
  48. Soerjadi
  49. Koentjoro Poerbopranoto
  50. Soewadji Prawirohardjo
  51. Martakusuma
  52. Soewirjo
  53. Masmoen Rasid
  54. Soeworo
  55. Mohammad Ali Hanafiah
  56. Suhara
  57. Mohammad Nazif
  58. Sujono (Volksraad)
  59. Mohammad Roem
  60. Sulaeman
  61. Mohammad Tabrani
  62. Suwarni
  63. Mohammad Tamzil
  64. Tjahija
  65. Muhidin (Pasundan)
  66. Van der Plaas (Pemerintah Belanda)
  67. Mukarno
  68. Wilopo
  69. Muwardi
  70. Wage Rudolf Soepratman
  71. Nona Tumbel
Catatan :
Sebelum pembacaan teks Soempah Pemoeda diperdengarkan lagu"Indonesia Raya"
gubahan W.R. Soepratman dengan gesekan biolanya.
  1. Teks Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 bertempat
    di Jalan Kramat Raya nomor 106 Jakarta Pusat sekarang menjadi Museum Sumpah
    Pemuda, pada waktu itu adalah milik dari seorang Tionghoa yang bernama Sie
    Kong Liong.
  2. 2. Golongan Timur Asing Tionghoa yang turut hadir sebagai peninjau
    Kongres Pemuda pada waktu pembacaan teks Sumpah Pemuda ada 4 (empat) orang
    yaitu :
    a. Kwee Thiam Hong
    b. Oey Kay Siang
    c. John Lauw Tjoan Hok
    d. Tjio Djien kwie
 

Blog Template by YummyLolly.com
Sponsored by Free Web Space This Blog Design made by Riezkya Febriani Sigit